Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang
berwawasan mutu dan keunggulan di SMK, menuntut ketersediaan sarana dan prasarana yang
memadai baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, dan untuk memenuhi kebutuhan sarana
dan prasarana dimaksud diperlukan biaya yang cukup tinggi.Berdasarkan pengalaman dari
tahun ke tahun ditambah dengan kondisi krisis yang melanda pemerintah Indonesia pada
akhir-akhir ini, dengan kondisi anggaran Pemerintah sangat terbatas sehingga kebutuhan
sarana dan prasarana tidak dapat seluruhnya terpenuhi.
Untuk itu sekolah dituntut mampu melakukan berbagai terobosan dalam mengupayakan
penyelesaian permasalahan kekurangan fasilitas pendidikan, dengan memberdayakan fasilitas
yang ada di sekolah dan lingkungannya secara optimal.
Salah satu alternatif yang bisa dilakukan oleh pihak SMK adalah penerapan konsep
networking atau outsourcing facilities. Program PSG yang telah dilaksanakan di SMK adalah
salah satu contoh pelaksanaan outsourcing tersebut. Banyak institusi yang berada di luar
jajaran SMK misalnya : BLK, Lembaga Kursus Komputer, Politeknik atau lembaga masyarakat
lainnya, yang memiliki fasilitas cukup memadai yang bisa dimanfaatkan untuk pendidikan
bagi siswa SMK. Salah satu keuntungan penerapan pola networking ini adalah, dalam
pemenuhan kebutuhan peralatan praktik di SMK diprioritaskan hanya untuk fasilitas yang
sangat diperlukan saja, terutama peralatan dasar.