Sejalah dengan
tantangan era global, pendidikan menengah kejuruan dituntut untuk dapat mempersiapkan
tamatannya agar menjadi tenaga kerja tingkat menengah yang terampil, siap latih, mudah
beradaptasi, serta mampu mengembangkan diri untuk dapat bersaing dan tampil mandiri dalam
memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor yang selalu berkembang;
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan
diorientasikan pada : upaya mencerdaskan kehidupan bangsa yang diwujudkan melalui
pemerataan kesempatan belajar; upaya penguasaan IPTEK, agar mampu melakukan diversifikasi
dan perluasan produk, bidang usaha dan peluang pasar, serta penguasaan teknologi cepat
melalui upaya "Reverse Engineering" ; pernyiapan tenaga terampil dan
profesional melalui pendidikan yang sejalan dengan kebutuhan dunia kerja dan industri;
serta upaya memberikan bekal kemampuan kewirausahaan.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
melakukan "Re-engineering SMK". Melalui program ini diharapkan agar
Pendidikan Menengah Kejuruan yang telah dikelola secara "Dual System"
dapat berkembang dan terselenggara secara lebih efektif dan efisien mengac kepada
kebutuhan riil pasar kerja menurut spesifikasi bidang keahlian dan perjenjangannya.
Program Re-engineering bertujuan untuk;
- Mengembangkan konsep Pendidikan Menengah Kejuruan yang adaptif, luwes dan
berwawasan global;
- Melakukan rekonseptualisasi program diversifikasi jenis serta perjenjangan pendidikan
kejuruan;
- Mengembangkan konsep Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Terpadu (PPKT) melalui koordinasi
kelembagaan SMK Negeri, SMK Swasta dan Lembaga-lembaga pelatihan lainnya yang ada di DU/DI
dan masyarakat, dalam upaya peningkatan mutu pendidikan kejuruan;
- Meningkatkan kesesuaian (melalui pengkajian dan penataan kembali) antara program
pendidikan atau bidang keahlian yang dikembangkan di SMK dengan tuntutan dunia
usaha/industri dengan mempertimbangkan potensi pendidikan yang ada dan faktor-faktor
sosial, ekonomi, budaya dan geografis sebagai potensi wilayah yang mendukung.
Sasaran program Re-engineering SMK mencakup seluruh Kabupaten/Kodya di 26 propinsi,
yang akan dilaksanakan secara bertahap.
Untuk tahap pertama (tahun 1999/2000) dilaksanakan di 10 (sepuluh) propinsi yaitu :
Jabar, Jateng, D.I. Yogyakarta, Jatim, Lampung, Jambi, Kalsel, Bali, Sulsel dan Sulut.
Selebihnya (16 propinsi lainnya) akan dilaksanakan pada tahun 2000/2001 mendatang;
Pelaksanaan Re-engineering dikoordinasikan langsung oleh Bidang Dikmenjur bekerjasama
antara lain denga Bappeda/Pemda, SMK (Negeri dan Swasta), Kandepdikbud, Kadinda, Asosiasi
industri/profesi, Depnaker, Deperind serta Perguruan Tinggi setempat.